Category: Pencegahan & Kesiapsiagaan
Potensi Megathrust di Jawa Tengah dan Kesiapsiagaan Daerah

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan aktivitas seismik paling aktif di dunia. Hal ini disebabkan oleh posisinya yang berada di atas pertemuan tiga lempeng tektonik utama: Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Salah satu potensi bencana terbesar yang dihadapi Indonesia adalah gempa megathrust, yang terjadi di zona subduksi di sepanjang pertemuan lempeng-lempeng tersebut. Jawa Tengah, yang terletak di bagian tengah Pulau Jawa, tidak terlepas dari ancaman ini.
Potensi Megathrust di Jawa Tengah
Zona megathrust merupakan area di mana lempeng samudera menukik di bawah lempeng benua, menyebabkan tekanan yang besar. Zona subduksi di sebelah selatan Jawa dikenal dengan sebutan Zona Megathrust Sunda, yang membentang dari barat Sumatra hingga selatan Bali dan Nusa Tenggara. Di wilayah Jawa Tengah, zona ini memiliki potensi untuk memicu gempa besar, yang dapat menghasilkan tsunami dengan dampak yang merusak di sepanjang pantai selatan.
Potensi megathrust di Jawa Tengah menjadi perhatian serius mengingat sejarah gempa besar yang pernah terjadi di sekitar wilayah ini. Misalnya, gempa besar yang melanda Jawa Tengah pada tahun 2006, meskipun bukan merupakan gempa megathrust, menunjukkan kerentanan wilayah ini terhadap gempa bumi. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa potensi gempa megathrust dengan magnitudo besar masih mungkin terjadi di masa depan, mengingat energi yang terus terkumpul di zona subduksi tersebut.
Kesiapsiagaan Jawa Tengah Menghadapi Potensi Megathrust
Pemerintah Jawa Tengah menyadari potensi ancaman ini dan telah mengambil berbagai langkah untuk meningkatkan kesiapsiagaan. Langkah-langkah tersebut meliputi:
Pemetaan Wilayah Rawan Gempa dan Tsunami
Pemerintah telah melakukan pemetaan wilayah rawan gempa dan tsunami di sepanjang pesisir selatan Jawa Tengah. Peta ini digunakan sebagai acuan dalam perencanaan tata ruang wilayah, termasuk penetapan zona aman untuk pembangunan.
Edukasi dan Sosialisasi kepada Masyarakat
Pemerintah daerah aktif melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai ancaman gempa megathrust dan langkah-langkah yang harus diambil dalam keadaan darurat. Melalui simulasi evakuasi dan pelatihan tanggap darurat, masyarakat diajarkan untuk siap menghadapi kemungkinan bencana.
Peningkatan Infrastruktur Tanggap Bencana
Pemerintah Jawa Tengah juga berfokus pada peningkatan infrastruktur tanggap bencana, termasuk penyediaan jalur evakuasi, bangunan tahan gempa, dan tempat evakuasi sementara. Upaya ini diharapkan dapat meminimalisir dampak jika terjadi bencana megathrust.
Koordinasi Antar Lembaga
Kesiapsiagaan juga melibatkan koordinasi antara berbagai lembaga terkait, termasuk BPBD, TNI, Polri, dan organisasi masyarakat. Kerjasama ini penting untuk memastikan respons cepat dan efektif jika terjadi bencana.
Kesimpulan
Potensi megathrust di Jawa Tengah merupakan ancaman nyata yang harus diantisipasi. Upaya kesiapsiagaan yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah, mulai dari pemetaan wilayah rawan, edukasi masyarakat, hingga peningkatan infrastruktur, menunjukkan keseriusan dalam menghadapi potensi bencana ini. Namun, kesiapsiagaan ini harus terus ditingkatkan dan disertai dengan kesadaran masyarakat yang tinggi, agar dampak dari kemungkinan terjadinya gempa megathrust dapat diminimalisir.
Kegiatan Uji/Simulasi Gladi Alat EWS Gerakan Tanah di Kabupaten Temanggung
Dalam rangka meningkatkan kapasitas masyarakat, BPBD Provinsi Jawa Tengah melaksanakan Kegiatan Uji/Simulasi Gladi Alat EWS Gerakan Tanah di Dusun Kemiri, Desa Getas, Kec. Kaloran. Kegiatan tersebut dilakukan pada tanggal (22/08) yang dihadiri oleh perwakilan BPBD Prov. Jateng dan BPBD Kab. Temanggung. Perangkat desa dan masyarakat yang tergabung dalam Tim Siaga Bencana (TSB) melakukan uji simulasi kegiatan.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana tanah longsor. BPBD Jawa Tengah telah menjelaskan pembagian tugas Tim Siaga Bencana diantaranya:
- Bidang data Informasi bertugas mengecek kondisi alat dan melakukan pendataan ulang warga
- Bidang evakuasi bertugas memantau kondisi lapangan, mengamankan akses jalan keluar masuk, dan memantau kondisi retakan
- Bidang keamanan bertugas melakukan pendataan langsung ke rumah warga dan penyampaian informasi kenaikan status
- Bidang logistik dan perlengkapan bertugas mempersiapkan dapur umum, mengecek stok makanan, dan melakukan pendataan kebutuhan Logistik
- Bidang P3K bertugas mempersiapkan P3k dan merawat korban bencana
Fasilitator dari CV. Greentera Mappindo penyedia jasa alat EWS dan BPBD Povinsi Jawa Tengah mendemokan fungsi alat dan penggunaan alat EWS kepada Tim Siaga Bencana. Uji/gladi dilakukan ditempat pemsangan alat EWS gerakan tanah, peserta diberikan pemahaman tentang cara kerja dan tanda sirine jika EWS tersebut berbunyi, selain itu peserta dilatih untuk berperan sebagai tim siaga bencana sesuai dengan bidangnya masing-masing. Harapanya simulasi ini bisa dilakukan secara mandiri dan berkala, sehingga mampu meningkatkan kapasitas masyarakat dalam menghadapi bencana yang kemungkinan bisa terjadi



Bahaya Listrik Saat Terjadi Bencana Banjir

Banjir dapat meningkatkan risiko bahaya listrik yang serius. Selama bencana banjir, risiko kontak air dengan sumber listrik dapat menyebabkan kejadian berbahaya. Salah satu ancaman utama adalah terendamnya instalasi listrik atau perangkat listrik di dalam air banjir, yang dapat menyebabkan korsleting atau konsleting listrik.
Air banjir dapat merusak sistem kelistrikan, menyebabkan pemadaman listrik yang mendalam. Selain itu, kontaminasi air banjir dengan bahan kimia atau limbah dapat memperburuk risiko kebakaran dan kerusakan peralatan listrik. Selama banjir, terdapat potensi tersengat listrik bagi orang-orang yang berada di air atau di dekat area terendam.
Mengingat pentingnya listrik dalam kehidupan sehari-hari, pemahaman akan bahaya tersebut sangat penting. Masyarakat harus waspada terhadap perangkat listrik yang terendam atau rusak selama banjir dan segera melaporkan kondisi tersebut kepada otoritas setempat. Selain itu, langkah-langkah keamanan tambahan, seperti mematikan daya listrik di rumah, dapat membantu mengurangi risiko potensial.
Dalam situasi banjir, edukasi masyarakat tentang bahaya listrik dan tindakan pencegahan yang tepat dapat menyelamatkan nyawa dan melindungi properti. Kesadaran akan potensi bahaya listrik selama bencana banjir merupakan langkah kunci untuk meningkatkan keselamatan masyarakat.
PEMBENTUKAN UNIT LAYANAN INKLUSI DISABILITAS PENANGGULANGAN BENCANA.

BPBD Provinsi Jawa Tengah melaksanakan Kegiatan Pembentukan Unit Layanan Inklusi Disabilitas Penanggulangan Bencana Kab. Purbalingga, 30 Mei 2023 bertempat di BPBD Kab. Purbalingga dan dihadiri Narasumber Ketua PMI Jateng, Kalaksa BPBD Purbalingga dan Fasilitator dari Unit LIDi PB Provinsi Jawa Tengah.
Selengkapnya…