FGD KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI ERUPSI MERAPI.

BPBD Provinsi Jawa Tengah melaksanakan Kegiatan FGD Kegiatan Pelayanan Informasi Rawan Bencana Provinsi pada tanggal 5 April 2023 bertempat di Hotel Royal Ambarrukmo Yogyakarta, Jl. Laksda Adisucipto No.81, Ambarukmo, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan peserta Kegiatan melibatkan BPBD Kab. Klaten, Boyolali dan Kota Semarang.

Kegiatan menghadirkan Ketua Komisi E DPRD Provinsi Jawa Tengah, Staf Ahli Komisi E DPRD Provinsi Jawa Tengah, Kepala BPPTKG dan Ketua PSMB UPN Veteran Yogyakarta sebagai panelis.
Kegiatan FGD bagi menjadi 2 (dua) kelompok, sebagai berikut:
- Kelompok I : Update Kondisi Merapi Terkini dan Rekomendasi Kesiapsiagaan Masyarakat Peserta kelompok I FGD berdiskusi efektif dalam membahas permasalahan Kondisi Merapi Terkini dan Rekomendasi Kesiapsiagaan Masyarakat, diantaranya :
- Kejadian awanpanas guguran masih sulit untuk diprediksi waktu kejadiannya namun dapat diperkirakan potensi bahayanya;
- Suplai magma baik dari dalam maupun dangkal masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awanpanas di dalam daerah potensi bahaya. Awanpanas dan guguran dapat terjadi sewaktu-waktu;
- Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas di sektor selatan–barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Bebeng, Krasak sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
- Kelompok II : Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas (Studi Kasus Kawasan Merapi) Peserta kelompok II FGD berdiskusi efektif dalam membahas permasalahan Pengelolaan Risiko Bencana Berbasis Komunitas pada Kawasan Merapi, diantaranya :
- Kawasan merapi termasuk dalam kawasan rawan bencana dengan tingkat kerawanan tinggi;
- Warga Sebagian besar tidak mengetahui terjadinya APG. Warga mengetahui ada APG setelah terjadi hujan abu;
- Warga belum memaknai Informasi tentang deformasi (Barat Laut), pertumbuhan kubah (Barat Daya) dan kegempaan serta arah angin sebagai hal penting.
Hal-hal subtansi pada kegiatan tersebut :
- Berdasarkan BPPTKG daerah potensi bahaya saat ini, dusun- dusun di KRB III termasuk di sektor barat sampai dengan barat laut;
- Untuk saat ini aktivitas erupsi didominasi oleh guguran lava sekitar 100 kejadian/hari yang tampak pijar di malam hari;
- Data deformasi Tiltmeter dan GPS masih menunjukkan pemekaran puncak. Suplai magma dari dalam masih berlangsung;
- Pasca APG, aktivitas saat ini dominan pertumbuhan kubah lava dan kejadian guguran;
- Dalam mengurangi risiko bencana dilakukan skenario manajemen evakuasi, komunitas akan menggeser risiko tinggi ke rendah dalam pendekatan ruang dan waktu;
- Untuk meminimalisir kerugian dan menghindari korban akibat erupsi ini adalah dengan cara meningkatkan keakuratan dan kecepatan asesmen bahaya serta memastikan masyarakat dapat merespon peringatan dini dengan cepat dan tepat.


Rekomendasi yang dihasilkan dalam FGD tersebut antara lain :
- Warga sedang berproses meningkatan kapasitas dan mengurangi kerentanan, dengan membangun kesiagaan dan ketangguhan melalui berbagai upaya. Pemerintah diharapkan hadir membantu memperkuat kapasitas dan mengurangi kerentanan melalui geladi multi tingkat, bukan sebaliknya;
- Informasi/peringatan bahaya, dari sisi waktu (guguran kubah lava/ erupsi) diharapkan dapat mendahului peristiwa (melalui analisis kegempaan/kestabilan kubah). informasi dari sisi ruang, dapat diketahui lebih awal (melalui analisis sektor/arah pasti guguran);
- Penegakan hukum/non permisif dilakukan untuk kegiatan-kegiatan pertambangan, pariwisata, dan perhutanan yang lebih baik (tidak permisif terhadap pelanggaran tata ruang, tonase dan lainnya); Masyarakat dan pemerintah agar mengantisipasi gangguan abu vulkanik. Abu vulkanik tidak membahayakan jiwa secara langsung namun cukup berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Penduduk yang terkena hujan abu tidak serta merta harus mengungsi;
- Perlu melakukan upaya penguatan kapasitas menghadapi Erupsi Merapi melalui persiapan sarana-prasarana, pelatihan kesiapsiagaan dan simulasi-simulasi.