Rabu, 26 Juli 2023, merupakan hari yang penuh kekhawatiran bagi warga Desa Mernung, Kecamatan Cepu, Kabupaten Blora, ketika mereka menghadapi masalah serius kekeringan yang mengancam pasokan air bersih. Musim kemarau yang berkepanjangan menjadi penyebab utama terjadinya kekeringan di daerah ini, mengakibatkan berkurangnya air tanah dan sungai yang menjadi sumber utama pasokan air.

Musim kemarau adalah periode di mana curah hujan minim, menyebabkan penguapan air yang tinggi dan berdampak pada menurunnya permukaan air di sungai, sumur, dan sumber air lainnya. Akibatnya, air bawah tanah menjadi semakin sulit dijangkau, sehingga menyebabkan penurunan kualitas dan jumlah air bersih yang tersedia bagi masyarakat Desa Mernung.

Kekeringan telah menyebabkan berbagai dampak yang merugikan bagi kehidupan masyarakat di Desa Mernung. Beberapa dampak yang dirasakan antara lain:

Krisis Ketersediaan Air: Warga menghadapi kesulitan dalam memperoleh air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, seperti minum, memasak, dan mandi.

Gangguan Pertanian: Petani mengalami kesulitan dalam menyediakan air untuk irigasi tanaman, yang mengakibatkan gagal panen dan penurunan produksi pertanian.

Untuk mengatasi krisis kekeringan dan menyediakan air bersih bagi warga Desa Mernung, sejumlah langkah telah diambil oleh berbagai pihak, termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Blora, perusahaan melalui Corporate Social Responsibility (CSR), Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), dan lembaga sosial seperti LAZISNU MWC NU Cepu dan LAZISMU Cepu. Upaya penanganan yang dilakukan antara lain:

Pendistribusian Air Bersih: BPBD Kabupaten Blora, bekerja sama dengan perusahaan melalui CSR dan lembaga sosial, telah melakukan pendistribusian air bersih menggunakan tangki-tangki air. Sebanyak 3 tangki air berkapasitas 5000 liter masing-masing didistribusikan secara berkala ke Desa Mernung untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari masyarakat.